Terjemahkan halaman ini

Jumat, 24 Oktober 2014

Telur asin aneka rasa



Varian rasa pada telur asin

Dalam artikel kali ini, penulis akan menyajikan beberapa contoh “ dunia lain “ dari sebuah olahan makanan, yaitu telur asin Brebes ala Jakarta yang sudah dimodifikasi dengan beraneka varian rasa atau aroma.

Seperti telah banyak dikenal masyarakat, telur asin yang mayoritas beredar di pasaran khususnya di Jakarta dan sekitarnya adalah telur asin dengan sentuhan gaya klasik atau original style. Namun bagi kebanyakan penggemar sajian kuliner, mencoba telur asin dengan pilihan rasa baru seperti rasa bawang putih, lada, atau cabai tentu akan menambah pengalaman menikmati sajian kuliner aseli Indonesia ini.
Bahkan ada beberapa produsen telur asin yang kemudian mengembangkan varian produksi telur asinnya dengan jenis rasa yang lebih ekstrem lagi semisal : telur asin rasa coklet, rasa strawberi, atau rasa pandan wangi.

Sampai akhirnya, para penggemar sajian kuliner telur asin pun kini semakin dibuat penasaran, yaitu dengan mulai munculnya telur asin rasa udang, ikan, atau jenis seafood lainnya.
Seolah melengkapi khasanah dunia telur asin, sampai saat ini yang tak kalah inovatifnya pun mulai bermunculan seperti produk telur asin herbal yang dibuat dengan campuran bahan bahan herbal alami yang berfungsi untuk menambah khasiat dan nilai plus dari manfaat telur asin ini.

Tak kalah menariknya, ternyata sajian telur asin juga bisa tampil beda baik dari segi tampilan maupun cita rasanya. Sebagai contohnya,  penulis mengetengahkan varian lain pada telur asin klasik yang diolah dengan cara di panggang, yaitu dimasukkan ke dalam bara api.

Dari apa apa yang penulis amati, tentu cita rasa yang didapat pun akan berbeda dari sekedar telur asin biasa yang metode pengolahannya dengan direbus.
Bagaimana kalau telur asin yang beraneka rasa ini dimasak dengan cara dipanggang...?
Mungkin pembaca dapat mencoba membayangkan sensasi rasa yang pasti berbeda.

Namun dalam hal ini ada hal hal yang perlu disadari oleh konsumen, yaitu kesesuaian dengan hukum alam, berlaku semboyan : “ Ada rupa, ada harga “
Semakin bervariasi rasa, dan metode pembuatannya, semakin enak rasanya, semakin tinggi pula harganya.

Dalam artikel ini, penulis sengaja akan membatasi bahasan tentang telur asin pada segi varian rasa, sedangkan macam macam metode pengolahannya akan penulis sajikan lagi di kesempatan berikutnya, Insya Allah.


Telur asin merupakan teknologi hasil olahan dari peternakan yang peminatnya cukup banyak. Sebagian besar telur asin dibuat dari telur itik / bebek. Hal ini disebabkan telur itik mempunyai cangkang dengan pori-pori yang besar sehingga baik untuk dibuat telur asin. Telur asin memiliki kandungan kalsium lebih tinggi dibandingkan dengan telur itik segar. Penyimpanan telur asin yang baik adalah pada suhu 12-15 oC dan kelembaban udara 70-80%. Semakin lama waktu proses pengasinan akan semakin tahan lama.

Telur asin yang baik adalah yang memiliki aroma dan rasa yang enak, mengandung minyak di pinggir dan letak kuning telur di tengah. Dengan sedikit kreativitas, kini dapat dibuat telur asin dengan aneka varian rasa. Kita dapat membuat aneka rasa telur asin seperti telur asin rasa bawang, rasa jahe, rasa udang, rasa buah-buahan, dsb.

Dalam memasarkan produk telur asin sangatlah mudah, bisa dengan cara menyetok langsung ke para pedagang telur asin di pasar-pasar atau di toko-toko, atau mengemas sendiri beberapa butur telur dengan kemasan yang menarik dan memasarkannya sendiri.

Bahan Membuat Telur Asin
  • Telur itik segar 30 butir
  • Air secukupnya
  • Abu sekam 500 gram
  • Pasir hitam atau bubuk batu bata merah 500 gram
  • Garam yodium sebanyak 50% dari berat batu bata merah/pasir dan abu sekam
  • Wadah kedap udara
  • Pasta aneka rasa sesuai selera, atau dengan bahan bumbu alami seperti bawang putih, lada, cabai, dll.

Cara Membuat Telur Asin

1. Cuci bersih telur itik dengan cara menyikat perlahan permukaan telur dengan kain atau sabut kelapa untuk menghilangkan kotoran di kulit telur dan membuka pori-pori di cangkang telur agar dpt menyerap air garam dan pasta dengan baik.

2. Campur bubuk batu bata atau abu sekam, air, garam, dan pasta rasa sesuai selera sehingga adonan ini bisa digunakan untuk membungkus telur bebek yang sudah dicuci tadi.

3. Rendam Telur itik ke dalam campuran tersebut  atau bungkus satu persatu dengan rapi, lalu simpan telur ke dalam wadah kedap udara. Peram selama 7, 10, 15 atau 20 hari, tergantung tingkat masir dan keasinan yang diinginkan.

4. Setelah sekitar 7 - 10 hari telur siap dipanen, bisa juga menunggu sampai 15 atau 20 hari.

5. Cuci bersih telur sebelum direbus.

6. Perebusan.
Bila telur asin hendak dipasarkan dalam keadaan matang, maka perebusan dapat langsung dilakukan.

Untuk mncegah retak atau pecahnya telur dalam proses perebusan ini, sebaiknya dilakukan cara perebusan seperti berikut ini:
- Masukkan telur dalam panci perebus yang telah diisi dengan air secukupnya.
- Panaskan dengan api kecil, usahakan agar air perebus menjadi panas namun tidak mendidih (+/- 30 menit).
- Selanjutnya, api dapat dibesarkan hingga air mendidih.

Hal ini dilakukan agar putih telur menjadi matang terlebih dahulu sebelum mematangkan semua isi telurnya. Sehingga benturan-benturan yang terjadi selama perebusan, tidak akan menyebabkan retak atau pecahnya telur-telur asin tersebut.

Tips khusus agar produk telur asin lebih bagus:

Direndam dalam larutan teh.

Setelah jadi telur asin mentah biasanya langsung dicuci dan direbus hingga matang. Namun ada juga sebagian orang yang merendam telur pada larutan teh terlebih dahulu sebelum telur asin mentah tersebut direbus. Perendaman dapat dilakukan sekitar 4 hari.

Biasanya telur asin yang sudah matang dapat bertahan selama 2-3 minggu. Namun jika hal ini dilakukan keawetan telur asin dapat mencapai hingga 6 minggu.

Penggunakan ekstrak daun teh ini bertujuan agar zat tanin yang terkandung dalam daun teh dapat menutupi pori-pori telur serta memberikan warna coklat muda yang menarik. Juga aroma telur asin yang dihasilkan akan lebih disukai konsumen.


FAJARBOGOR
Fajarbogor.blogspot.com

Senin, 20 Oktober 2014

Produksi telur puyuh asin



Membuat Telur Asin dari Telur Burung Puyuh

Selain enak dibuat sate, telur puyuh pun dapat diolah menjadi telur asin. Seperti halnya membuat telur asin menggunakan telur itik, proses pembuatannya sama persis. Mungkin yang membedakan hanya lamanya proses penggaramannya saja.
Karena kulit telur puyuh lebih tipis jika dibandingkan dengan kulit telur itik.


Untuk Membuat Telur Asin dari Telur Burung Puyuh dibutuhkan ;

 
Alat dan bahan :

1. Telur Puyuh
2. Garam
3. Abu gosok atau bata merah halus.
4. Baskom atau ember plastik

Cara Membuat :


1. Pilih telur puyuh dengan kualitas baik. Telur dalam kondisi utuh dan tidak retak pada kulitnya.

2. Cuci telur puyuh untuk membersihkanya dari kotoran yang melekat. Telur puyuh ini bisa dengan hanya dicuci bersih atau bisa juga dengan diamplas/ digosok dengan sedikit lebih keras, namun bila kita menggosoknya, pola motif blirik pada kulit telur puyuh ini akan hilang ( telur berwarna polos ) dan lebih rentan pecah karena semakin tipisnya kulit telur akibat pengamplasan / proses penggosokan tadi.

3. Tiriskan sampai permukaan telur puyuh yang telah dicuci tersebut kering. 

4. Buat adonan untuk mengasinkan telur. Adonan yang digunakan sama seperti adonan untuk mengasinkan telur bebek. Campurkan garam dan abu gosok dengan perbandingan 2 : 1. Kemudian tambahkan air secukupnya sampai adonan menjadi sedikit mengental. Selain abu gosok dapat juga menggunakan bata merah yang dihaluskan.

5. Membungkus setiap telur puyuh dengan adonan pastinya akan memakan waktu yang cukup lama. Jadi bisa diganti dengan cara membenamkan telur-telur puyuh ke dalam adonan.

6. Simpan telur puyuh dalam wadah baskom atau ember plastik selama 5 - 7 hari. Letakkan pada ruang terbuka.

7. Setelah 5 - 7 hari, bersihkan telur puyuh dan dengan hati-hati untuk menjaga telur puyuh dalam keadaan baik.

8. Terakhir, rebus telur puyuh dan telur puyuh asin siap untuk dinikmati.

Dengan menjadikan telur puyuh menjadi telur asin, maka daya simpan telur akan sedikit lebih lama dengan rasa yang lebih gurih tentunya. Bagi yang gemar makan telur puyuh, rasanya belum lengkap kalau belum mencicipi Telur Asin dari Telur Burung Puyuh :)

Analisis bisnis telur puyuh asin.
Seperti halnya telur bebek, telur puyuh yang diasinkan pun tak menutup kemungkinan untuk diterapkan ke dalam format bisnis yang juga dapat berpotensi mendatangkan keuntungan.
Mengingat masyarakat penggemar telur puyuh tak kalah banyaknya dengan penggemar telur bebek asin, maka telur puyuh yang diasinkan pun sebenarnya bisa menjadi sesuatu inovasi yang baru dalam kresi aneka olahan makanan berbahan dasar telur.
Bila dilihat dari sisi popularitas, telur puyuh asin mungkin belum terlalu banyak dikenal oleh masyarakat, sebagaimana belum dikenal luasnya telur asin yang terbuat dari telur ayam negeri. Dengan demikian, faktor kompetisi sektor produksi dan pemasaran produk ini pun masih relatif kecil, dan terbuka luas. Barangkali kelak, seiring dengan semakin populernya telur puyuh asin di masyarakat konsumen, maka mulai bermunculanlah produsen produsen baru yang kelak bisa menjadi kompetitor bisnis, namun dengan label sebagai pemain pemain baru yang sedang dalam tahap memulai dan menapaki bisnis yang keburu populer ini.
Sudah barang tentu porsi keberuntungan sebagian besar akan berada di fihak yang lebih berpengalaman dan lebih dahulu mengambil posisi start menggeluti pengolahan telur puyuh asin ini sedari awal. Dengan modal pengetahuan dan pengalaman, sehingga mampu memproduksi telur puyuh asin yang cita rasanya sesuai dengan keinginan konsumen, rasanya peluang ini sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Di tahap awal perintisan, mulailah dengan membuat beberapa butir telur puyuh yang diasinkan, yang hasil perdananya bisa untuk konsumsi sendiri atau dibagikan kepada tetangga sekitar sebagai produk tester. Resep dan cara membuatnya bisa mengacu pada resep dan metode pembuatan yang disajikan di awal tulisan ini. Bila kita sudah cukup berpengalaman dan terbiasa dalam  memproduksi telur bebek asin, biasanya akan relatif lebih mudah untuk menerapkannya pada telur puyuh. Proses inilah yang disebut sebagai lit-bang produksi.
Variasikanlah resep dasar yang sudah dikuasai / dipatentkan menjadi beberapa resep baru berikut metode pembuatannya. Catatlah setiap hasil yang didapatkan dari berbagai resep pembuatan tadi, suruhlah beberapa orang untuk mencicipinya, lalu mintalah penilaian dan tanggapan serta saran mereka. Apa apa yang mereka katakan itulah yang disebut sebagai suara konsumen yang sudah sepatutnya selalu didengar dan ditindaklanjuti oleh produsen, agar hasil yang diproduksi kelak benar benar akan menjadi ciri khas dari brand produk yang kita hasilkan.
Dari segi pemasaran produk, berdasarkan pengalaman penulis yang juga rutin memproduksi dan memasarkan telur bebek asin, tidak akan mendapati kesulitan yang berarti, karena segmen pasar yang sudah ada pun ternyata sangat menyambut produk baru ini. Asalkan cita rasanya sesuai dengan selera konsumen, InsyaAllah dengan senang hati para pelanggan pun akan ikut mempromosikan produk yang disukainya ini kepada orang lain. Inilah yang disebut keberhasilan dalam meniti bisnis.
Bila masyarakat konsumen sudah menyukai produk telur puyuh asin buatan kita, mulailah meningkatkan kapasitas produksi secara bertahap, karena itu konsistensi dalam sebuah usaha adalah hal yang sangat penting untuk dijaga.
Seperti sebuah ungkapan yang cukup terkenal dalam dunia perdagangan yang berbunyi : “ Barang bagus tidak perlu promosi, karena otomatis akan terkenal dengan sendirinya”

Terakhir berbicara mengenai harga, tentunya akan sangat bijak bila kita memulainya dengan memberikan harga promosi dalam beberapa waktu. Strategi ini sudah lama dikenal dalam dunia bisnis, dan sudah menjadi rahasia umum. Dengan berjalannya waktu, produsen dapat mempertimbangkan sisi profit pemasaran, karena biar bagaimanapun proses jual beli yang baik haruslah dapat mendatangkan keuntungan bagi kedua belah fihak, sehingga masing masing mendapat kepuasan tersendiri sesuai dengan posisinya masing masing.

Selamat mencoba.