Mengenal karakteristik telur mentah
Dalam proses pembuatan telur asin yang
masir, fresh, dan berkualitas, perlakuan / treatment terhadap bahan dasar utama
berupa telur mentah ayam / bebek mutlak sangat diperlukan.
Telur mentah kualitas terbaik yang menjadi acuan
penulis adalah telur yang segera diolah menjadi telur asin sesegera mungkin setelah
dikeluarkan oleh induknya baik induk ayam atau pun bebek, karena kualitas awal
akan menentukan kualitas hasil akhir dari proses pembuatan telur asin. Adalah
sangat tidak menguntungkan bila proses pengasinan telur yang telah dilalui
dengan seksama dan penuh ketelitian ini bila ternyata nantinya akan mendapatkan
hasil yang kurang memuaskan.
Bisa jadi telur sebagai bahan dasar
pembuatan telur asin tadi sudah lama berada di luar sejak dikeluarkan oleh
induknya. Atau bisa jadi pula karena mekanisme rantai distribusi pemasaran dari peternak yang panjang,
manajemen stok gudang yang tidak tepat, atau faktor ketidak telitian produsen
telur asin dalam memilih telur ayam / bebek saat berbelanja di tingkat penyalur
/ agen.
Dari hal inilah penulis kemudian
menyimpulkan bahwa telur asin yang segar dan fresh adalah telur asin yang
diolah dari bahan dasar ( telur ) yang segar dan fresh pula ( berfkualitas ).
Berikutnya, penulis yang juga berprofesi
sebagai produsen telur asin di wilayah Jakarta akan menyajikan beberapa
informasi yang penulis ambil dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat bagi
masyarakat penggemar beraneka telur unggas agar bisa memilih yang terbaik saat
berbelanja, dan menjaga kualitas telur hingga tetap layak dikonsumsi.
Telur merupakan bahan pangan asal hewan
yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung
kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme ini sebenarnya dibuat untuk
melindungi embrio unggas sehingga terjamin pertumbuhannya sampai ia menjadi
anak unggas. Telur tersusun dari kulit, kantung udara dan isi yang terdiri dari
putih telur dan kuning telur. Kulit telur mempunyai tekstur yang kaku dan cukup
kuat untuk melindungi isi telur dari pengaruh luar. Putih telur dan kuning
telur sebenarnya dipersiapkan sebagai makanan bagi pertumbuhan embrio.
Telur
ayam / bebek segar konsumsi menurut Standar Nasional Indonesia (2008)
Nomor 3926:2008 tentang Telur Ayam Konsumsi adalah telur ayam atau bebek yang
tidak mengalami proses fortifikasi, pendinginan, pengawetan dan proses
pengeraman.
Telur seperti inilah yang selanjutnya
menjadi standar ideal untuk penulis sekaligus bagi setiap produsen telur asin
dalam memilih bahan dasar yaitu berupa telur yang segar.
Telur tersusun atas tiga bagian utama yaitu
kerabang dengan membran kerabang, putih telur dan kuning telur.Telur merupakan
salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Bahan pangan ini juga
bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Komposisi sebutir telur terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur dan 31%
kuning telur.
Struktur
dan bagian-bagian telur
Telur merupakan salah satu bahan pangan
yang mudah mengalami kerusakan oleh mikroorganisme berupa bakteri. Hal ini
disebabkan telur memiliki komposisi zat gizi yang baik sehingga merupakan media
yang baik bagi pertumbuhan bakteri itu sendiri. Kerusakan telur oleh bakteri
terjadi karena bakteri masuk ke dalam telur sejak telur berada di dalam maupun telur
sudah berada di luar tubuh induknya.
Mekanisme
Kontaminasi
kontaminasi pada telur dapat disebabkan
oleh mikroba yang diawali dengan masuknya mikroba ke dalam telur melalui
pori-pori dan selaput lendir. Penetrasi mikroba ke dalam telur dipengaruhi oleh
beragam faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik. Faktor intrinsik misalnya
kandungan kutikula pada kulit telur, komponen membran kulit telur dan
karakteristik kulit telur (kualitas
kerabang, porositas dan kecacatan). Faktor ekstrinsik antara lainjumlah dan
jenis bakteri, suhu, kelembaban, imersi dan kondisi penyimpanan.
Bakteri yang masuk ke dalam telur melalui
kulit telur yang berpori, jika semakin lama telur tersebut maka semakin banyak
bakteri yang akan masuk melalui pori-pori yang ada pada kerabang tersebut.
Sejak dikeluarkan dari kloaka, telur mengalami berbagai perubahan karena
pengaruh waktu dan kondisi lingkungan yang akhirnya dapat menyebabkan kerusakan
pada telur. Kerusakan tersebut dapat terjadi di luar dan di dalam isi telur. Kerusakan
yang disebabkan oleh mikroba pada mulanya berasal dari luar telur merambat dari
kulit telur ke putih telur dan akhirnya ke kuning telur. Saat telur baru
dikeluarkan oleh ayam / bebek, telur masih cukup steril.
Mikroba akan mengkontaminasi kulit telur
dan seterusnya akan memasuki pori-pori telur dan membran telur pada putih telur
bahkan dapat memasuki kuning telur. Kerusakan ini ditandai oleh adanya penyimpangan
warna dan timbulnya bau busuk dari isi telur. Jumlah mikroba dalam telur makin
meningkat sejalan dengan lama penyimpanan. Mikroba ini akan mendegradasi atau
menghancurkan senyawa-senyawa yang ada di dalam telur menjadi senyawa berbau
khas yangmencirikan kerusakan telur. Pada umumnya penyimpanan suhu
rendah(sekitar 0 oC) dapat membatasi pertumbuhan
mikroba.
Proses
KontaminasiSebelum Ditelurkan(Before Laying)
Setelah Ditelurkan(After Laying)
Sebelum
Ditelurkan (Before Laying)
Sebelum telur dikeluarkan, yaitu semasa
masih di oviduct (saluran telur), kontaminasi dapat terjadi meskipun dalam
saluran telur ditemukan zat-zat anti mikroba untuk mencegah kontaminasi yang
berasal dari kloaka ayam. Beberapa peneliti menyatakan bahwa karena pembuluh darah
(vena danarteri) dapat pecah (ruptura), darah yang mengandung bakteri pada saat
bakteremia akan masuk ke dalam telur bila pecahnya pembuluh darah tersebut
terjadi di dalam saluran telur (blood-borne organism).
Tiga rute infeksi pada telur yaitu transovarian
kuning telur tertular ketika menempel pada indung telur, oviducal membran
vitelin danputih telur terkontaminasi sepanjang melalui oviduc, serta
transshell beberapa penyebab bakteri terjadi pada pertukaran lokasiantara
permukaan luar dan dalam pada kulit.
Sumber kontaminasi terpenting adalah debu,
tanah dan feses. AssociationHuman Salmonellosis International melaporkan bahwa
kasus penularan ruteoviducal sering terjadi pada telur akibat infeksi oleh
Salmonella sp. Sangat sedikit telur yang mengandung mikroorganisme Saprophytic
pada saat bertelur. Ketika ovari terkontaminasi oleh bakteri Saprophytic,
jumlahnya sangat rendah. Status mikrobial pada oviposisi sebagai insiden
penyebabkebusukan berasal dari faktor penyimpanan telur pada periode yang lama.
Setelah
Ditelurkan (After Laying)
Masuknya bakteri ke dalam telur setelah
telur berada di luar tubuh induknya misalnya berasal dari kotoran yang menempel
pada kulit telur. Kotoran tersebut diantaranya adalah debu, tanah dan feses
yang banyak mengandung bakteri perusak. Bakteri ini masuk ke dalam telur
melalui kulit telur yang retak atau menembus kulit ketika lapisan tipis protein
yang menutupi kulit telur telah rusak dan lubang-lubang kecil yang terdapat
pada permukaan telur yang disebut pori-pori Pelczar.
KontaminasiSalmonella di dalam telur,
terutama oleh Salmonellapullorum, dapat dimulai dari ovari, dimana bakteri ini
masuk ke dalam ovum atau kuning telur pada waktu ovulasi. Kontaminasi
Salmonella yang lebih sering terjadi pada telur adalah penetrasi dari kotoran
unggas melalui kulit telur ketika proses bertelur. Salah satu mikroba yang
sering mengkontaminasi telur adalah Salmonella.
Kerusakan
pada telur
Masuknya bakteri ke dalam telur setelah
telur berada di luar tubuh induknya misalnya berasal dari kotoran yang menempel
pada kulit telur. Kotoran tersebut diantaranya adalah debu, tanah dan feses
yang banyak mengandung bakteri perusak. Bakteri ini masuk ke dalam telur
melalui kulit telur yang retak atau menembus kulit ketika lapisan tipis protein
yangmenutupi kulit telur telah rusak dan lubang-lubang kecil yang terdapat pada
permukaan telur yang disebut pori-pori
Telur merupakan bahan pangan yang sempurna,
karena mengandungzat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup
baru.Protein telur memiliki mutu yang tinggi, karena memiliki susunan asamamino
esensial yang lengkap, sehingga dijadikan patokan untuk menentukan mutu protein
dari bahan pangan lain. Dari hasil penelitian kerusakan telur setelah masa
panen menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu
sekitar 15 –21%. Hal ini disebabkan masih terbatasnya perlakuan teknologi,
rantai pemasaran yang panjang serta keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan
seperti suhu udara yang panas, kelembaban yang cukup tinggi dan lain sebagainya. Agar dihasilkan telur konsumsi yang
berkualitas tinggi diupayakan telur tidak segera disimpan di tempat yang
relatif dingin, karena akan membentuk cincin darah dari bibit yang mati dan
jangan dibiarkan babon mengerami telurnya bila tidak dikehendaki. Dengan menghasilkan
telur yang bersih, maka kerusakan telur dapat ditekan.
@fajarbogor
@fajarbogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar